Template ini gratis jika anda ingin mendapatkannya unduh disini Download Now!

Pahlawan kemerdekaan asal Mojokerto yang juga pemimpin dari Laskar Kucing Hitam

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Foto: istimewa


Nama Kamas Setyoadi pada tahun 1949 sangat ditakuti oleh Belanda di Mojokerto. Hal itu karena sepak terjangnya sebagai komandan Kompi Black Cat yang kerap melakukan sabotase dan penghadangan pada musuhnya. Karena itu untuk mengenang jasanya namanya di abadikan sebagai nama jalan dan jembatan di wilayah Kecamatan Sooko Kab. Mojokerto.

Kamas Setyoadi lahir di Desa Sambiroto pada 28 September 1926. Keluarganya cukup terpandang di kampung tersebut. Rumah yang ditempati ada di ruas jalan utama yang membentang dari Kedungmaling hingga Surodinawan. Karena itu Kamas mendapatkan pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan anak sebaya di desanya.



Baca Juga

Dalam catatan riwayat hidup yang dibuatnya sendiri, Kamas menulis bila pernah ikut menjadi awak kapal perang pada masa penjajahan. Kemungkinan profesi sebagai ABK kapal pemburu kapal selam tersebut dilakoni saat penjajahan Jepang. Kesatauan eskadron kapal pemburu itu berpangkalan di Singapura. Kamas juga pernah menjadi instruktur sekolah pelayaran di negara yang didirikan oleh TS. Raffles tersebut.
Pada masa kemerdekaan, Kamas kembali ke Jawa dan ikut menjadi bagian dari pemuda yang berjuang mempertahankan kemerdekaan. Kiprah Kamas semakin menonjol ketika dia dipercaya oleh Kolonel Sungkono untuk membentuk sebuah kompi lepas pada akhir tahun 1948 ketika Belanda melakukan Agresi Militer ke-2. Kompi lepas adalah kesatuan tempur yang tidak menginduk pada kesatuan di atasnya. Kompi lepas bentukan Kamas diberi nama Black Cat yang bertanggung jawab langsung pada Sungkono selaku Komandan Divisi Jawa timur. Kamas diberi pangkat Kapten untuk memimpin Kompi 49 Divisi I yang beroperasi di sekitar Mojokerto.
Setelah menerima tugas tersebut, Kamas segera membentuk pasukannya. Kebanyakan yang diambil menjadi anggota adalah pemuda di seputaran Mojokerto, tentu saja termasuk pemuda desa Sambiroto. Kamas memilih Desa Seketi Kec. Mojoagung sebagai markasnya. Seketi ketika itu masuk dalam kekuasaan Republik dan berbatasan dengan desa Kejagan dan Balongwono di Kecamatan Trowulan yang menjadi bagian kekuasaan tentara Belanda. Markas Kamas berhadapan dengan Pos Penjagaan Belanda yang ada di Dusun Wates Lor Desa Balongwono.
Sesuai perintah dari Sungkono, kompi Kamas bertugas mengacaukan situasi keamanan di daerah musuh. Banyak jembatan diruntuhkan, pembakaran sarana umum, rel kereta api diledakkan dengan trek bom atau bom tarik, dan penculikan yang dilakukannya oleh Kompi Kucing Hitam. Dalam melalukan pengacauan situasi, dia selalu meninggalkan pesan pada secarik kertas dengan identitas "TBC, Tentara Black Cat". Maka nama Black Cat seolah menjadi hantu yang menakutkan bagi para pejabat pribumi pengikut Belanda
Pengacauan terbesar yang dilakukan Black Cat adalah saat membakar pasar dan toko milik orang China di Pasar Kliwon pada awal Pebruari 1949. Pasar terbesar di pusat kota Mojokerto itu hangus saat sekitar 300 orang pejuang dari Kompi Kamas dan Hizbullah menyulutkan api pada dini hari. Lokasi pasar yang tidak jauh dari markas tentara Belanda di alun-alun Mojokerto itu seolah menghantam kekuasaan Belanda. Beberapa orang pejuang lalu ditangkap dalam penggerebegan di daerah Balongcok.
Belanda semakin geram pada Kamas yang dituduh bertanggung jawab mensabotase rel kereta api di Mojoranu pada bulan Juni 1949. Sabotase itu menyebabkan sebuah kereta api yang melaju dari Mojokerto ke Jombang terguling hingga menimbulkan korban nyawa. Tentara Marinir Belanda lalu membalas dengan meledakkan bom di tengah perkampungan dusun Wates Lor serta menembak beberapa orang sipil saat mencari keberadaan Kamas dan pejuang lainnya. Peristiwa pembunuhan sipil itu dikenal sebagai insiden "Londo Ngamuk".
Teror lain yang tercatat sebagai aksi Kucing Hitam adalah saat mengeksekusi pejabat pribumi yang jadi pegawai Belanda. Termasuk juga penembakan terhadap mobil Imanadi, Patih Mojokerto pada sekitar bulan Nopember 1949. Imanadi mengalami shock berat karena kendaraannya diberondong peluru ketika pulang dari kantornya. Sepertinya Black Cat memang sengaja tidak membunuh Imanadi dan hanya memberi "pelajaran" saja.
Untuk menangkap Kamas, Belanda sempat menawarkan hadiah uang yang cukup banyak bagi siapa saja yang bisa menunjukkan keberadaannya. Namun Kamas licin dan tidak pernah bisa ditangkap musuhnya. Mungkin karena sering lolos dari jebakan hingga banyak orang meyakini Kamas sebagai orang sakti.
Setelah Belanda menyerahkan kedaulatan pada Republik, Kamas tetap menjadi tentara. Dia menempuh pendidikan sebagai pelatih infantri selama 1 tahun. Setelah itu Kamas ditugaskan menjadi Komandan pada Batalyon Pendidikan VI di Jember dengan pangkat Mayor. Tugasnya berlanjut dengan menempati posisi perwira Resimen 19 di Jember sebelum memilih pensiun dini.
Kamas lalu balik ke Mojokerto untuk memulai profesi baru sebagai pemborong dengan mendirikan CV Hidayah. Dia juga mendirikan perguruan pencak silat yang diberi nama Dali Kumbang. Perguaruan silat Dali Kumbang berkembang hingga menjadi yang terbesar di Mojokerto. Kamas sempat dipercaya menjadi Ketua IPSI Jawa Timur dan juga menduduki posisi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto.
Mayor Kamas Setyoadi meninggal pada tahun 1980. Meski berhak mendapatkan failitas pemakaman di makam Pahlawan, namun Kamas berpesan agar jasadnya dikebumikan di pemakaman umum saja. Dan untuk menghargai jasaya nama Kamas Setyoadi dipakai sebagai nama jalan. Ada juga jembatan di desa Bicak yang menggunakan namanya juga.
Demikian sedikit kisah dari perjalanan seorang pejuang asli Mojokerto yang namanya melegenda.
Sidowangun, 18 September 2019

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.