Pada dasarnya setiap anak terlahir unik dan spesial. Sebagai individu (orang dewasa) penting untuk menyadari bahwa setiap anak memiliki proses dan waktu belajar yang berbeda-beda. Sering kali orang tua atau pelaku pendidikan membandingkan satu anak dengan anak lainnya, tanpa peduli pada keunikan masing-masing anak. Keunikan ini masih dikombinasikan lagi dengan faktor-faktor khusus seperti kondisi biologis, kondisi psikis, lingkungan pembelajaran, dan peran aktif model dalam pembelajaran.
Baca Juga
Dalam hal kegemaran membaca, model yang dapat berperan aktif dalam membantu memunculkan perilaku gemar membaca adalah orang tua, guru, pelaku pendidikan, pustakawan dan tokoh-tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam kehidupan anak. Dalam konteks anak usia dini, role model paling memengaruhi sekaligus memberikan kesan yang paling berarti adalah orang tua. Penting bagi orang tua untuk menunjukkan perilaku gemar membaca jika ingin anak juga gemar dalam membaca.Tahapan perkembangan anak selanjutnya memberikan kesempatan bagi anak untuk bertemu dengan role model lain, yakni sekolah dan masyarakat. Peran sekolah dalam hal menumbuhkan kegemaran membaca sangat dibutuhkan anak. Guru sebagai model yang gemar membaca akan memunculkan perilaku yang serupa pada anak.Tokoh masyarakat seperti tokoh agama, menyerap informasi yang dilihat atau didengarnya. Anak-anak tanpa sadar akan mudah menangkap informasi dari lingkungan di sekitarnya, kemudian mempelajari semua itu dengan cepat. Dengan kemampuan demikian, sudah tepat menjadikan rumah sebagai sumber belajar melalui pelajaran mengamati. Anak bisa mempelajari hal-hal baru melalui contoh yang dilakukan orang tuanya di rumah. Bagaimana tahapannya?Pertama, attention process atau tahap menarik perhatian. Anak-anak akan menaruh perhatian pada seseorang yang akan ditiru. Kedua, retention process atau proses mengamati, di mana hasil pengamatan kemudian akan disimpan dalam bentuk simbol visual dan verbal. Hasil pengamatan ini biasanya terimplementasi dalam bentuk peniruan anak terhadap perilaku model yang ditirunya. Ketiga, motor reproduction process atau proses reproduksi motorik. Agar bisa menghasilkan tingkah laku secara tepat, anak memperlihatkan kemampuan-kemampuan motorik yang meliputi kekuatan fisik. Dalam hal membaca, anak akan menirukan bagaimana cara modelnya membaca, cara mereka memegang buku, cara membuka buku, hingga cara menikmati dan bergaya sebagai pembaca buku.
Persepsi kepada anak akan menentukan keberhasilan dan kegagalan seorang anak. Faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan sebelum menjatuhkan persepsi bahwa seorang anak terlambat dalam membaca. Jika perkembangan anak terkesan terlambat, orang dewasa perlu memberikan lebih banyak stimulus. Stimulus yang diberikan perlu dilaksanakan orang dalam konteks yang menyenangkan dan mudah diikuti anak. Peran penggiat masyarakat juga diperlukan sebagai model dan penyedia kesempatan untuk anak mengeksplorasi bahan bacaaannya.Para model disarankan untuk tidak tergesa membandingkan kemampuan anak yang satu dengan lainnya. Kesenangan membanding-mandingkan anak dapat memicu munculnya perasaan dan sikap negatif pada anak, seperti meragukan diri sendiri, cemburu, dan menghindari orang dewasa. Mereka juga bisa meragukan kemampuan diri sendiri padahal ada potensi yang belum digali lebih dalam. Beberapa hal yang perlu diingat ketika meningkatkan kegemaran membaca anak adalah kesesuaian konteks sosial dan budaya, kekhasan karakteristik, dan program yang diberikan secara keseluruhan.