Baca Juga
Beginilah Asal Mula Dawet Banjarnegara Yang Terkenal Dengan Sebutan Dawet Ayu
Merupakan Sebuah Kabupaten yg terletak di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di wilayah eks Karesidenan Banyumas. Nama Banjarnegara sebenarnya tidak terlalu populer di masyarakat Indonesia, seperti Jogja, Surabaya, atau Kota besar lainnya.
Namun, bagi para pecinta kuliner, khususnya kuliner jalanan, pasti tidak asing dg nama Banjarnegara.
Ya, Banjarnegara menjadi lebih dikenal di luar sana, salah satunya akibat kuliner minuman legendaris asal Banjarnegara, Dawet Ayu. Dimana Yg pada tahun 2020, berhasil memenangkan 2 Anugerah Pesona Indonesia kategori Minuman Tradisional Terpopuler dan Terfavorit.
Dawet ayu sendiri merupakan minuman tradisional enak, menyegarkan, yg bulirannya terbuat dari tepung beras yg diberi pewarna hijau alami dari perasan pandan. Kemudian, dalam satu gelas itu umumnya bercampur dg santan, gula merah cair, serta tambahan es batu, agar lebih menyegarkan.
Sekilas memang nampak seperti Cendol, yg berasal dari Jawa Barat. Namun, jika lebih diperhatikan, ada beberapa perbedaan diantara keduanya.
Dawet ayu umumnya memiliki buliran yg terbuat dari tepung beras. Sedangkan cendol, umumnya terbuat dari tepung hungkwe atau tepung kacang hijau. Selain itu, biasanya cendol dalam satu sajian memiliki campuran berupa kacang hijau atau nangka.
Lantas, Mengapa Ada embel-embel kata Ayu dibelakangnya?
Ayu merupakan kata dalam Bahasa Jawa yg berarti cantik. Namun, ada beberapa cerita sejarah mengenai penamaan dawet ayu pada minuman khas Banjarnegara itu.
Dikutip dari cagarbudayambanjar.id, awalnya tidak ada istilah dawet ayu, yg ada hanyalah dawet. Saat itu, umumnya kaum adamlah yg berprofesi sebagai penjual dawet. Hal ini karena cara menjual dawet saat itu, dg cara dipikul, yg tentunya akan sulit jika dilakukan oleh kaum hawa.
Adalah Bapak Munarjo, penjual dawet Banjarnegara yg berhasil mengubah dunia perdawetan Banjarnegara. Saat itu, ia mengubah cara menjual dawet yg biasa dipikul menjadi mangkal. Pada awalnya, ia mangkal di depan losmen setia Jalan Veteran Banjarnegara, dg ditemani istrinya yg bernama Marfuah.
Pelawak Peyang Penjol asal Banyumas yg kala itu mampir di warung dawet Bapak Munarjo, berujar: "Pantes Sing dodol ayu, ya dijenengi bae Dawet Ayu."
Lantas, grup lawak itu membuat lagu berjudul Dawet Ayu tanpa sepengetahuan Bapak Munarjo dan istrinya. Lagu itu, sering dinyanyikan Peyang Penjol di sela-sela lawakannya.
Hingga akhirnya, Warung Dawet Bapak Munarjo dan istrinya itu dikenal dg sebutan Dawet Ayu, yg terkenal hingga se-antero Banyumas Raya. Di kemudian hari, hampir seluruh penjual dawet mengklaim sebagai Dawet Ayu Banjarnegara.
Kini, Hasil kreasi Keluarga Bapak Munarjo itu telah merambah di berbagai wilayah di Nusantara, hingga mempopulerkan daerah nya, Banjarnegara.
Diolah Dari Berbagai Sumber