Baca Juga
Ada banyak pilihan yang bisa kamu lakukan. Menepi sejenak dari hingar bingar kehidupan dengan mengunjungi relung hatimu.
Misalnya, mengendarai motor seorang diri keliling kota. Mengamati lingkungan sekitar, lalu banyak istighfar. Atau, berkebun dan berjemur di hangatnya mentari pagi. Menyiangi rumput, menanam sayur, menyiram bunga, sambil bertanya kabar sukma. Atau, sekadar membaca buku di temaram sinar kamar. Ditemani susu kopi dan biskuit sisa lebaran. Menemukan acak halaman yang sekiranya pas. Sambil berkata “Oh, ternyata demikian.” Kalau tidak malas gerak, kamu bisa mengunjungi tempat-tempat yang mengandung kenangan. Ke rumah saudara misalnya. Sedikit bertukar pengalaman akan menguatkan keadaan. Atau pergi ke rumah sakit. Tidak selalu karena ingin menjenguk orang sakit. Cara ini menurutku cukup ampuh untuk menyembuhkan luka batin yang menganga pada raga yang sehat. Atau pergi ke pusara, menghadiri pemakaman, mendoakan kerabat yang ditinggalkan. Langkah ini akan menambah rasa syukur kita karena masih diberi kesempatan untuk bersegera memperbaiki amal. Kalau semuanya tidak mungkin untuk dilakukan sekarang, sederhananya hanya perlu mengambil sajadah, wudhu, dan sholat dua rakaat. Karena tiada yang paling indah ketika doa dibisikkan ke bumi, tetapi terdengar sampai langit.